TUGAS ILMU BUDAYA DASAR UNIVERSITAS GUNADARMA 5
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A.
Pengertian cinta kasih
Cinta adalah perasaan (rasa) suka
terhadap makhluk hidup (manusia). Sedangkan kasih adalah perasaan kasih atau
belas kasih terhadap makhluk hidup (manusia). Jadi Cinta Kasih dapat diartikan
suatu perasaan manusia yang berdasar pada ketertarikan antar makhluk hidup
(manusia) dengan didasari pula rasa belas kasih. Victor Hago menyimpulkan,
“mati tanpa cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa”. Dan Erich Fromm
dalam bukunya menyebutkan, “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan
menerima. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan material. Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari
kemampuan”. Cinta dapat berlangsung sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang
akan menuntun dan melanjutkan seseorang untuk mengetahui apa itu arti cinta
yang sesungguhnya. Setiap orang memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda,
tergantung individu itu sendiri yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman
yang ia alami.
v
Cinta bisa dibina secara
baik apabila ada 4 unsur, yaitu :
· Pengasuhan
· Tanggung jawab
· Perhatian
· pengenalan
v Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa
bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1.
Menyukai (liking) atau
pertemanan karib (friendship),
yang
cuma memiliki elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan
keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan
gairah/nafsu yang menggebu atau komitmen jangka panjang.
2.
Tergila-gila
(infatuation) atau pengidolaan (limerence),
hanya
memiliki elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali
orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya
elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3.
Cinta hampa (empty
love),
dengan
elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah
menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy
dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang
terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang telah diatur (Era Siti Nurbaya
dan Datuk Maringgih?)
4.
Cinta romantis (romantic
love).
Cinta
jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan
passion.
5.
Cinta persahabatan
sejati (companionate love).
Didapatkan
pada hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan
intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi
antar sahabat yang berlawanan jenis.
6.
Cinta semu (fatuous
love),
bercirikan
adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak
(digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment terjadi terutama karena
dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
7.
Cinta sempurna
(consummate love),
adalah
bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis
hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi
hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara
dan mempertahankan cinta jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya.
B.
3 Unsur Tentang Cinta
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya WJS Poerwadarminta. Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa)
sayang (kepada). Ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya
sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh
belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga
kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai menaruh belas
kasihan.
v
Cinta memiliki 3 unsur :
pengertian cinta menurut Dr sarlito w sarwono
bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu :
1.Keterikatan
adalah adanya perasaan untuk hanya bersama
dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali
dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia.
2.keintiman
adanya kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada
jarak lagi panggilan formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua.
3.kemesraan
adanya
rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu kalo jauh atau lama tak
bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan seterusnya.
C. 3 Tingkatan Cinta
a) Pertama,
cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu.
Yaitu ketika seorang yang mencintai
kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang
diinginkannya itu biasanya berwujud materi.
b) Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho
kekasih.
Cinta seperti ini lebih tinggi
tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap
ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun
secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan.
c) Ketiga,
cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih.
Inilah cinta sejati. Inilah cinta
tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang
tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak
diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu
menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan
kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah
kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
v Selain yang diatas Menurut Abdullah Nasih Ulwan, cinta memiliki
tiga tingkatan :
- Cinta tingkat
tertinggi, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya
- Cinta Tingkat menengah adalah
cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat
- Cinta tingkat terendah; ialah
cinta yang lebih mengutamakan cinta kepada keluarga, harta dan masalah dunia
dari pada mencintai Allah dan Rasul-Nya.
D.
Cinta MenurutAjaran Agama
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau
dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan:
“Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak
menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti)
definisinya adalah adanya cinta itu sendiri
v
Menurut islam
Di
antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang
membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam
kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada
empat macam, yaitu:
1.
Cinta ibadah
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang
dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
2.
Cinta syirik.
Yaitu mencintai
Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada yang
menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka
mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.”
(Al-Baqarah: 165)
3.
Cinta maksiat.
Yaitu cinta yang
akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan
meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman, “Dan kalian
mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
4.
Cinta tabiat.
Seperti
cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang Idibolehkan.
Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 8,“Ketika
mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih
dicintai oleh bapak kita daripada kita.”
5. Cinta Terhadap Sang
Pencipta (hablun min Allah)
Sebagai
manifestasi dari kesadaran sebagai makhluk Allah, manusia berusaha untuk selalu
mengadakan hubungan baik dengan Allah, berupa hubungan ritual (ibadah)
dengan-Nya. Dalam sistim ritus ini, seseorang pemeluk agama merasa yakin bahwa
dengan selalu mengadakan hubungan baik dengan Tuhan, maka hidupnya akan baik.
Dengan kata lain, bahagia tidaknya hidup seseorang adalah tergantung kepada
hubungan baik tidaknya terhadap Allah.
6.
Cinta Terhadap
Lingkungan Hidup
Lingkungan
hidup, yang berupa alam sekitar, baik berupa udara, air, tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan lain-lain merupakan prasarana kehidupan yang harus tetap terpelihara
keserasiannya. Maka segala yang dapat merusak lingkungan harus dicegah, karena
dapat berakibat kehidupan yang tidak bersih, tidak tertib, dan tidak aman.
Itulah sebabnya Islam melarang, bahkan mengutuk orang-orang yang melakukan
kegiatan yang dapat merusak lingkungan.
7.
Cinta Terhadap Sesama
Manusia (hablun min annas)
Dalam
ajaran Islam, cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari rasa cintanya
terhadap penciptanya. Karena dalam ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu
terhadap Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama manusia sebagai
ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan dengan yang namanya akhlak.
E. Bentuk-bentuk Cinta
Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa
bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1. Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship),
yang cuma memiliki
elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan,
dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang
menggebu atau komitmen jangka panjang.
2. Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence),
hanya memiliki elemen
passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang
menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen
intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3. Cinta hampa (empty love),
dengan elemen tunggal
commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty
love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion.
Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan
perjodohan atau pernikahan yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk
Maringgih?)
4. Cinta romantis (romantic love).
Cinta jenis ini
memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
5. Cinta persahabatan sejati (companionate love).
Didapatkan pada
hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan
intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi
antar sahabat yang berlawanan jenis.
6. Cinta semu (fatuous love),
bercirikan adanya masa
pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan
“seperti angin puyuh”), commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh
passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
7. Cinta sempurna (consummate love),
adalah bentuk yang
paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling
ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa
memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta
jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan
pentingnya menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa
ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
F.Kasih
Sayang
Menurut kamus umum bahasa indonesia
W.J.S Purwodarmito kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang atau cinta
kepada seseorang. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Kasih
sayang ada dua bentuk yaitu, kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih
sayang, Kasih sayang juga dasar komunikasi dari keluarga.
Kata kasih dan sayang itu mengandung
pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan
mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam
sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki
kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai
sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal
menjemput.Kasih sayang adalah perasaan cinta untuk saling menghormati,
mengasihi, menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan.
G.Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
v
Tingkatan kemesraan dapat
dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
a) Kemesraan dalam Tingkat Remaja,
terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas
yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan
dorongan seksualitasnya kuat. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara
pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal
perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya
semakin berkurang. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda
dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan
sebagainya.
H. Kesimpulan
Rasa cinta terhadap sesama manusia
tidak bisa lepas dari kemanusiaan. Pandangan Islam menyatakan, bahwa
kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbeda-beda bagiannya untuk membentuk
satu masyarakat, berjenis-jenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk
saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan, supaya dengan begitu ia
cocok pula untuk saling melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang satu
pula.
Pada prinsipnya, cinta terhadap
sesama manusia adalah dengan tolong-menolong, kenal mengenal (saling mengenal)
dan keserasian. Menurut pandangan Islam, rasa cinta terhadap sesama manusia
bisa diwujudkan, salah satunya dengan keadilan dan persamaan derajat di antara
manusia.
Kasih sayang adalah faktor penting
dalam suatu kehidupan. Karena jika kita memiliki cinta namun tidak berdasar
pada kasih sayang, maka seseorang tersebut tidak mengerti apa itu cinta yang
sesungguhnya, cinta terhadap makhluk ciptaan Tuhan. Maka perasaan cinta harus
didasari oleh kasih sayang atau belas kasih.
I.
Sumber Pustaka
http://adiseptiyawan.blogspot.co.id/2015/03/manusia-dan-cinta-kasih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar